1. Kronologi kecelakaan.

BACA JUGA :
Heboh bocah nyungsep dengan sepeda motor di atap rumah, ternyata begini ekstrem jalan yang dilewati

foto: pexels.com

Bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan pada Sabtu (11/5) malam pukul 18.45 WIB. Diketahui, bus tersebut membawa 57 orang rombongan pelajar pulang setelah merayakan perpisahan di salah satu tempat wisata di Bandung. Berdasarkan penyelidikan, kronologi bermula saat bus berada di jalan turunan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sejumlah warga yang menjadi saksi peristiwa tersebut menjelaskan kecelakaan terjadi saat bus melintas dari arah Bandung ke Subang.

Bus pariwisata tersebut tiba-tiba meluncur saat melewati jalan turunan di wilayah Ciater. Akibatnya, bus menabrak sejumlah kendaraan lain di depannya hingga akhirnya terguling. Kecelakaan bus tersebut memakan korban jiwa.

Terdapat tiga rombongan bus yang membawa pelajar SMK Lingga Kencana. Namun, hanya satu bus mengalami kecelakaan dari tiga yang digunakan.


2. Jumlah korban luka dan tewas.

BACA JUGA :
Viral pengemudi mobil Xpander tabrak Porsche senilai Rp 8,9 miliar, begini kronologi awalnya

foto: merdeka.com/Arie Basuki

Kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut pelajar SMK Lingga Kencana Depok tersebut mengakibatkan 11 orang meninggal dunia. Adapun korban yang mengalami luka berat sebanyak 27 orang, sementara luka ringan mencapai 13 orang.

Sementara itu, untuk para korban kecelakaan sudah dilarikan ke beberapa rumah sakit dan puskesmas terdekat, yakni RS Harmoni, RSUD Ciereng, Puskesmas Palasari, dan Puskesmas Jalancagak. Identitas 11 korban yang meninggal dunia telah diidentifikasi. Sebanyak 9 orang merupakan pelajar SMK Lingga Kencana dan 1 guru, sementara 1 orang lagi merupakan pengendara motor. Sopir bus diketahui selamat tetapi mengalami luka berat.

"Sembilan korban anak-anak (yang ada di rombongan bus, satu guru ikut rombongan bus, dan satu warga lokal," kata Kadinkes Kabupaten Subang, Maxy saat dikonfirmasi oleh Antara, dikutip brilio.net pada Minggu (12/5).

3. Dugaan penyebab kecelakaan.

foto: merdeka.com/Arie Basuki

Dugaan penyebab kecelakaan telah diinvestigasi oleh pihak-pihak terkait. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan darat mengungkapkan kecelakan bus tersebut diduga karena rem blong.

"Kecelakaan tersebut diduga karena adanya rem blong pada bus," jelas Kepala Bagian Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Aznal pada Sabtu malam, (11/5) seperti dikutip dari Antara, ditulis Minggu (12/5).

Aznal menjelaskan, ketika Bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD7524 OG itu sedang menuju ke Subang dari Bandung, tiba-tiba oleng ke arah kanan dan menabrak sepeda motor yang berada di jalur berlawanan di bahu jalan hingga bus terguling.

4. Detik-detik sebelum kecelakaan.

foto: merdeka.com/Arie Basuki

Maryati, salah satu orang tua siswa SMK Lingga Kencana mengungkapkan anaknya menjadi korban kecelakaan bus. Ia mendapatkan kabar kecelakaan dari anaknya yang menghubunginya lewat ponsel setelah salat Isya. Sang anak memberitahu jika bus yang ditumpanginya kecelakaan.

"Tahu dari anak saya, makanya anak saya masih bisa ngabarin lewat hp tukang warung (di lokasi kecelakaan)," ungkap Maryati, Minggu (12/5), dikutip brilio.net dari Merdeka.com.

Rombongan bus diketahui beranjak pulang dari Bandung menuju ke Depok sekitar pukul 16.00 WIB. Sekitar pukul 18.00 WIB rombongan sempat makan di dalam bus.

"Nah setelah itu magrib tadi mau otw jam 4 katanya mau jalan pulang. Terus jam 6 dia makan katanya makan gelap-gelapan, katanya mobilnya rusak," katanya menirukan cerita anaknya.

Sekitar setelah Isya, ia melihat banyak panggilan telepon masuk. Ia sudah menduga jika itu panggilan dari anaknya.

"Pas mau isya dia ada panggilan banyak, pas angkat ini aku ini aku. Mobil aku kebalik terus dia jerit-jerit temen aku mah," katanya.

Maryati langsung memastikan kondisi anaknya. Ia menghubungi anaknya tetapi sudah tidak di lokasi kejadian. Anaknya diketahui sudah dievakuasi dan dirawat di rumah sakit.

Sebelum bus mengalami kecelakaan, salah satu murid sudah memiliki firasat tidak enak. Rombongan sempat menuju ke Tangkuban Perahu, tetapi bus tidak dapat melaju di tanjakan. Maryati mendapatkan cerita dari anaknya yang merasa kurang enak sebelum kecelakaan. Ia menyarankan anaknya untuk terus berdoa.

"Pas waktu mau berangkat kan bilang mah aku otw dari vila, gitu ya. Pas lanjut mau pulang bilang aku mau ke Tangkuban perahu, tapi mobilnya enggak nanjak, gitu," kata Maryati.

(brl/jad)