Brilio.net - Fasilitas yang diterima oleh Jamaah haji Indonesia saat berada di Mina menjadi sorotan publik. Pasalnya, publik menilai bahwa kondisi tersebut sangat tidak layak, apalagi banyak jamaah haji dengan umur lansia. Karena keterbatasan ruang, banyak yang memilih untuk tidur bersempit-sempit bahkan di lorong-lorong tenda.

Sorotan tersebut merupakan kritik keras kepada Kementerian Agama RI. Pasalnya kemenag adalah lembaga yang paling bertanggung jawab dalam proses ibadah haji. Karena polemik yang beredar, akhirnya Yaqut Cholil Qoumas selaku menteri agama memberikan penjelasan.

BACA JUGA :
Dibandingkan dengan Indonesia, Bianca Kartika ungkap kekurangan menjadi jamaah haji dari Korea Selatan

Brilio.net menyadur dari merdeka.com, Kamis (20/6) Yaqut mengatakan bahwa sempitnya tenda untuk jamaah haji asal Indonesia dipengaruhi oleh kepadatan yang ada di Mina. Menurutnya hal ini tidak terjadi pada orang Indonesia saja, melainkan juga dirasakan oleh jemaah negara lain.


Yaqut Cholil Qoumas bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah KSA, H.E. Tawfig alRabiah
© 2024 Instagram/@gusyaqut

BACA JUGA :
7 Menu makanan jemaah haji VIP Indonesia 2024 di Mina, dapat dessert gratis dan nggak takut kehabisan

Ia mengaku telah bertemu dengan Menteri Haji dari Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah. Dalam pertemuan itu, Yaqut menyampaikan permintaan agar otoritas Arab Saudi bisa menemukan solusi terkait kepadatan di Mina. Pasalnya hal ini berimbas pada negara-negara dengan kuota haji yang banyak seperti Indonesia.

"Dalam kesempatan bertemu Menteri Haji Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah, selalu sampaikan apakah tak mungkin kepadatan Mina ini ada solusinya," ujar Yaqut di Makkah dilansir dari merdeka.com Kamis (20/6).

Dalam keterangannya, ia meminta kepada Kementerian Haji Arab Saudi bisa menyelesaikan persoalan ini untuk penyelenggaraan haji pada tahun mendatang. Apalagi Indonesia selalu mengirim jamaah yang jumlahnya ratusan ribu orang.

foto: X/cakiminNOW

"Mungkinkah solusinya agar bisa menampung jemaah lebih banyak seperti double deck. Memperluas Mina tak mungkin. Kalau space tetap tapi jamaah terus bertambah, pasti akan terjadi kepadatan itu," kata Yaqut.

Yaqut menjelaskan luasan Mina memang sangat terbatas. Kondisi ini menurutnya, membuat Mina tidak mungkin lagi diperbesar. Sementara jemaah haji jumlahnya terus bertambah setiap tahun. Apalagi, seluruh peserta haji akan tiba di Mina usai mabit di Muzdalifah.

Jamaah yang terus bertambah tidak diimbangi dengan daya tampung di Mina. Hal inilah yang menurutnya membuat peserta haji dari Indonesia harus berdesak-desakan dalam tenda. Karena tidak muat di dalam, tidak sedikit yang memilih untuk tidur di lorong-lorong tenda.

"Harapannya ada solusi di Mina. Kondisi Mina selalu disampaikan kepada jamaah. (Jika) membangun Mina bertingkat, ada efek keamanan jika dibuat bertingkat, ada efek keselamatan jadi pertimbangan utama," kata dia.

foto: X/cakiminNOW

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Tim Pengawas (Timwas) Haji RI, Muhaimin Iskandar telah mengkritisi secara tajam tentang pengelolaan haji tahun 2024. Saat itu ia melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tenda-tenda jamaah haji yang ada di Mina.

Dalam kunjungan tersebut, Cak Imin lantas melontarkan keprihatinannya, terhadap kondisi tenda dan fasilitas jemaah haji Indonesia. Ia juga berharap kondisi ini tidak terjadi lagi untuk haji mendatang.

"Ini tidak adil. Pembagian yang salah ini harus diperbaiki. Kedepan, setiap tenda harus memiliki ukuran per orang yang standar per nama, seperti di hotel," cuit Cak Imin di akun X-nya.

(brl/red)

RECOMMENDED