Brilio.net - Sudah jadi hal lumrah jika acara wisuda atau perpisahan siswa dibarengi dengan selebrasi meriah seperti memberikan medali, memotong pita ataupun melepas balon gas ke udara. Di berbagai tempat, praktik melepas balon gas helium sebagai tanda perayaan ini masih dilakukan meskipun pada dasarnya tidak disarankan. Acara purna wiyata SMP 1 Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur ini termasuk salah satu yang melakukan selebrasi lepas balon gas.

Uniknya, balon gas helium yang dilepas ini terbang jauh dan menggegerkan warga Jenangan, Ponorogo. Melansir akun TikTok @glngandre dan akun Instagram @infoponorogo, sebuah balon gas yang membawa banner bertuliskan 'Purna Wiyata SMP N 1 Mojosari' terbang dan jatuh di Ponorogo.

BACA JUGA :
Jepretan momen penjambretan di CFD Jakarta viral, fotografer sebut pelaku kasih pose yang bikin geram

Setelah ditelisik oleh pemilik akun, SMP N 1 Mojosari ini terletak di Mojokerto. Padahal, jarak tempuh antara Mojokerto dan Ponorogo ditaksir mencapai 155 hingga 160 kilometer. Balon gas ini praktis menempuh ratusan kilometer tanpa meledak hingga jatuh di Ponorogo. Kok bisa balon gas helium tersebut terbang jauh? Apakah hal ini tidak mengganggu aktivitas penerbangan atau transportasi udara?

Berikut brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/6), kemungkinan-kemungkinan yang bisa membawa balon gas tersebut menempuh jarak ratusan kilometer dari Mojokerto hingga Ponorogo.


BACA JUGA :
Kisah kakek jadi korban tabrak lari saat hendak mengambil daging kurban, aksi pelaku bikin geram

foto: TikTok/@glngandre

Benarkah balon helium bisa terbang sampai luar angkasa?

Kalau bicara soal balon helium, kamu pasti akan teringat dengan film Up. Di mana balon-balon bisa menerbangkan rumah hingga ke angkasa. Namun, umumnya, balon gas helium bisa terbang hingga 6 mil atau 9,6 kilometer di atas permukaan bumi. Berbeda dari balon cuaca yang bisa terbang sampai 3 kali lipat jarak tersebut. Tapi, balon ini tidak bisa terbang sampai luar angkasa ya.

Mengutip Mental Floss, berdasarkan hukum Arcimedes, balon helium ini terbang karena massa heliumnya tidak padat dibandingkan dengan tekanan udara di sekitarnya. Namun, semakin tinggi balon itu terbang, tekanan udara semakin menurun sementara helium di dalamnya akan mengembang. Semakin mengembang, lama kelamaan balon ini akan meledak. 

Lantas, kenapa balon dari Mojokerto bisa utuh sampai Ponorogo?

foto: TikTok/@glngandre

Mengutip salah satu komentar warganet, kemungkinan balon ini bisa terbang jauh karena dilepas saat sore hari. Akun Instagram @badri_uy mengatakan, balon ini kemungkinan dilepas sore, lalu melewati malam dan jatuh pada pagi hari. Dengan begitu, balon tersebut tidak berpapasan dengan panas matahari.

"sepertinya ini penerbangan dari sore hari, melewati malam hari dan turun di pagi hari, karena kalau terbang pagi hari sangat jarang balon helium melewati waktu siang/panas biasanya hanya akan bertahan sekitar 20-30km saja," bunyi komentar tersebut.

Tapi, penjelasan ilmiah mengapa balon tersebut tidak meledak kemungkinan karena memang gas helium merupakan gas inert yang tidak mudah meledak atau terbakar. Berbeda dengan hidrogen, gas helium lebih kurang tingkat kepadatannya sehingga tidak terlalu reaktif. Gas helium sendiri tidak akan meledak jika tidak ada sebab tertentu.

Karenanya, balon gas helium tidak disarankan untuk diterbangkan ke udara. Selain bisa mengganggu penerbangan, balon juga bisa mengganggu aktivitas hewan-hewan bersayap di udara.

Dalam dunia aviasi, balon gas ini termasuk FOD atau Foreign Object Debris yang merupakan benda-benda asing yang mengganggu penerbangan. Rata-rata ketinggian jelajah pesawat terbang adalah 10-12 kilometer (35.000-42.000 kaki) di atas permukaan laut. Sementara balon ini seperti diketahui bisa mencapai tinggi 9,6 kilometer yang artinya sangat dekat dengan rata-rata ketinggian jelajah pesawat.

foto: TikTok/@glngandre

Karenanya, keberadaan balon gas dari Mojokerto yang terbang hingga Ponorogo ini pun memancing beragam reaksi dan komentar warganet.

"Ijin sharing dikit ya min Di dunia aviasi, semua benda yg keberadaannya tidak semestinya di dekat pesawat dan sekiranya dapat membahayakan penerbangan disebut FOD (Foreign Object Damage / Debris), baik itu berada di udara maupun di darat," ungkap akun @radityayudhapradana.

"Menempuh 156 Km atau kalau naik bus sekitar 3 jam," tulis akun @rahmatyayak.

"Iyo min iku balon purnawiyata ne gene SMP 1 mojosari mojokerto fix, soale tak takokno kancaku guru kono iyo bener. (Iya min itu balon purnawiyata milik SMP 1 Mojosari, Mojokerto, soalnya tak tanyakan temanku guru di sana memang benar)," tutur akun @meyrni_pt.

 

RECOMMENDED

(brl/wen)

RECOMMENDED