Brilio.net - Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijah. Idul Adha diperingati sebagai ketakwaan dari nabi Ibrahim AS. Perintah itu didapatkan oleh Nabi Ibrahim ketika mendapat wahyu melalui mimpi untuk menyembelih anaknya yang tak lain adalah Nabi Ismail. Namun, kemudian Allah menggantikan Ismail dengan seekor kambing. Sejak saat itu, kurban menjadi salah satu ibadah rutin sebagai bentuk pengorbanan umat Islam akan kecintaannya kepada Allah SWT.

Hukum menyembelih hewan kurban adalah sunnah muakkad, yang berarti ibadah yang dianjurkan dengan penekanan kuat atau hampir mendekati wajib. Sunnah muakkad bisa dilakukan oleh umat muslim yang telah mampu dan memenuhi syarat sahnya. Allah SWT tidak memaksakan umatnya yang belum mampu untuk melaksanakan ibadah qurban.

BACA JUGA :
20 Resep tongseng kambing tanpa santan, enak dan mudah dibuat

Hewan yang dikurbankan pun tidak dipilih dengan sembarangan. Hewan-hewan yang bisa dijadikan hewan kurban adalah hewan ternak seperti kambing atau domba, sapi, dan unta. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam Alquran surat Al-Hajj ayat 34:

"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka."


Bagi umat Islam yang telah berkurban dengan niat untuk menjalankan ibadah akan mendapatkan pahala yang melimpah. Adapun Idul Adha juga memiliki keutamaan dan hikmah dari ibadah kurban bisa menjadi teladan untuk umat muslim.

BACA JUGA :
100 Kalimat ucapan Hari Raya Idul Adha 2024, penuh makna dan cocok untuk status di medsos

Keutamaan berkurban Idul Adha.

foto: freepik.com

Ada beberapa keutamaan yang dapat diambil dari pelajaran ibadah kurban Idul Adha. Adapun keutamaan berkurban Idul Adha sebagai berikut:

1. Sebagai bentuk meneladani Nabi Ibrahim.

Seorang muslim yang berqurban saat Idul Adha maka dirinya telah meneladani Nabi Ibrahim yang diberi ujian untuk menyembelih putranya sendiri yakni Ismail. Meski sangat berat, baik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memilih untuk menerima perintah Allah. Saat hendak melakukannya, Allah pun menyelamatkan Nabi Ismail dan menggantinya dengan kambing. Karena hal tersebut, Rasulullah mensunnahkan berkurban saat Idul Adha.

2. Melatih keikhlasan.

Dari kisah Nabi Ibrahim yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang muslim yang berkurban maka secara tidak langsung mereka melatih keikhlasan untuk mengorbankan sebagian hartanya. Sebagaimana manusia saat ini hanya diperintahkan berkurban dengan hewan kurban, bukan anak seperti yang Nabi Ibrahim pernah alami.

3. Diridhoi oleh Allah SWT.

Seorang muslim yang berkurban saat Idul Adha maka dirinya akan diberi ridho serta pahala dari Allah jika dirinya menjalankannya dengan tulus dan ikhlas, tanpa disertai rasa ingin dipuji sesama manusia atau pamer.

4. Menghindarkan dosa menahan harta.

Berkurban pada Hari Raya Idul Adha dapat menghindarkan muslim dari dosa menahan harta. Harta yang dimiliki oleh seorang muslim bisa dikeluarkan dengan berupa hewan qurban yang dibagikan pada mereka yang kurang mampu, sehingga harta yang dimiliki tidak tertahan dan menimbulkan dosa.

5. Tidak berlebihan mencintai dunia.

Seorang muslim yang mengikhlaskan hartanya dalam bentuk hewan ternak yang disembelih, maka ia belajar untuk tidak mencintai dunia dengan berlebihan. Ia lebih mempersiapkan bekal untuk kehidupannya di akhirat kelak dengan berkurban. Dari berkurban, seorang muslim juga dapat menempatkan bahwa harta di dunia bukan hanya milik dirinya sendiri, namun harus disebarkan dan diberikan manfaatnya pada orang lain.

Hikmah berkurban Idul Adha

foto: freepik.com

Hikmah berkurban bisa dijadikan motivasi untuk umat muslim. Adapun hikmah yang bisa dijadikan motivasi sebagai berikut:

1. Mengenang ketaatan Nabi Ibrahim AS

Ibadah kurban selalu mengingatkan kita kepada kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Dengan melaksanakan ibadah kurban, seorang muslim dapat mengenang sekaligus mengingat bagaimana luar biasanya ketaatan yang dimiliki Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap perintah Allah SWT. Kisah ini juga dijelaskan dalam Alquran surat As-Saffat ayat 102-107:

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah pendapatmu!'. Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar'. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah).Lalu kami panggil dia, 'Wahai Ibrahim!'. Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."

2. Meningkatkan takwa.

Menjalankan ibadah kurban menjadi salah satu cara umat Islam dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menjalankan segala perintah Allah SWT dapat meningkatkan ketakwaan seorang muslim kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 37:

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya."

3. Menjadi syiar Islam.

Allah SWT telah berfirman dalam Al - qur'an surat Al-Hajj ayat 36:

"Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makan orang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur."

Jadi, melaksanakan ibadah kurban bisa menggambarkan kepatuhan kaum muslim kepada ajaran Rasulullah SAW dan Allah SWT. Selain itu, berkurban juga menjadi salah satu syiar agama Islam yang dapat dilakukan umat Islam.

4. Lebih baik berkurban dibanding sedekah senilai hewan kurban.

Dalam hal ini Ibnul Qayyim berkata dalam Talkhish Kitab Ahkamil Udhiyah wadz Dzakaah, hal. 11-12 dan Shahih Fiqh Sunnah (2: 379) sebagai berikut:

"Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan qurban."

Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa hikmah dari ibadah kurban adalah ibadah kurban lebih baik dibandingkan sedekah dengan uang senilai hewan kurban.

5. Sebagai bentuk taat terhadap Allah SWT

Dengan ibadah kurban, seorang muslim berarti telah patuh dan taat terhadap perintah Allah SWT. Sebagai tanda keislaman dan bentuk ketaatan kita terhadap Allah SWT. Bagi muslim yang mampu dan memenuhi syarat sah kurban, maka kurban adalah ibadah yang wajib dilakukan.

Rasulullah bersabda dalam salah satu haditsnya: "Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

6. Membahagiakan kaum duafa.

Hikmah dalam berkurban yang terakhir yaitu untuk berbagi sekaligus membahagiakan kaum duafa. Agama Islam mengajarkan untuk selalu berbagi kepada sesama, apalagi dengan orang-orang yang membutuhkan. Hari Raya Kurban bisa menjadi momen berbagi kepada orang-orang sekitar terlebih para kaum duafa. Seperti yang dijelaskan dalam salah satu hadits sebagai berikut. "Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah." (HR. Muslim).

 

 

(brl/far)

RECOMMENDED