Penyebab fenomena remaja jompo

Ramai fenomena remaja jompo
freepik.com

BACA JUGA :
7 Efek samping mengonsumsi kafein berlebihan bagi wanita, bisa timbulkan gangguan reproduksi

Fenomena remaja jompo yang menyerang hampir berbagai kalangan generasi muda di Indonesia, disebabkan karena berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan tubuh, baik fisik maupun mental. Sebagaimana berikut:

1. Anemia atau kekurangan darah

Fenomena remaja jompo atau yang sering disebut sebagai "kejompoan" pada generasi muda dapat memiliki kaitan dengan berbagai faktor, termasuk penyebab dari anemia atau kekurangan darah.


Anemia adalah kondisi di mana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (hemoglobin) yang rendah. Penyebab utama anemia pada remaja bisa beragam dan perlu dipahami secara detail untuk pencegahan dan penanganan yang tepat.

BACA JUGA :
Bukan minum air hangat, ini 10 cara meredakan nyeri haid tanpa obat-obatan

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia pada remaja:

- Kekurangan zat besi

Salah satu penyebab paling umum dari anemia pada remaja adalah kekurangan zat besi dalam makanan mereka. Zat besi diperlukan untuk pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Remaja yang tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan mereka, terutama daging, ikan, dan sayuran berdaun hijau, dapat mengalami anemia.

- Periode pertumbuhan cepat

Remaja mengalami periode pertumbuhan yang cepat dan membutuhkan lebih banyak zat besi dan nutrisi untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan jaringan tubuh lainnya. Jika asupan zat besi tidak memadai, ini dapat menyebabkan anemia.

- Menstruasi pada remaja perempuan

Remaja perempuan yang mengalami menstruasi secara teratur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia karena kehilangan darah selama menstruasi. Penting bagi mereka untuk memperhatikan asupan zat besi yang cukup untuk mengkompensasi kehilangan darah bulanan.

- Gangguan penyerapan zat besi

Beberapa remaja mungkin memiliki gangguan penyerapan zat besi dari makanan, seperti penyakit celiac atau gangguan pencernaan lainnya. Ini dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dengan efisien, yang pada gilirannya dapat menyebabkan anemia.

- Kehilangan darah akibat cedera atau penyakit

Kehilangan darah yang signifikan akibat cedera atau penyakit dapat menyebabkan anemia pada remaja. Misalnya, ulkus lambung atau gangguan pendarahan lainnya dapat menyebabkan kehilangan darah yang signifikan.

Untuk mencegah atau mengatasi anemia pada remaja, penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang seimbang, termasuk cukup zat besi dari makanan seperti daging, ikan, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Jika diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab anemia dan memberikan perawatan yang tepat, seperti suplemen zat besi atau perubahan diet.

2. Kurang gerak atau atau aktivitas fisik

Fenomena remaja jompo yang menyerang generasi muda, terutama terkait dengan kurangnya gerakan atau aktivitas fisik, mencerminkan masalah kesehatan yang semakin umum terjadi pada remaja saat ini.

Kurangnya aktivitas fisik pada generasi muda dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental mereka. Berikut adalah penjelasan detail mengenai fenomena ini:

- Gaya hidup modern yang kurang aktif

Remaja saat ini cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, terutama di depan layar (misalnya, gadget, televisi, komputer), daripada berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang aktif di luar ruangan. Gaya hidup ini dapat menyebabkan penurunan aktivitas fisik secara keseluruhan.

- Ketergantungan pada teknologi

Ketergantungan pada teknologi seperti gadget dan media sosial dapat mengurangi motivasi untuk beraktivitas fisik. Remaja sering kali lebih suka menghabiskan waktu di depan layar daripada berpartisipasi dalam kegiatan olahraga atau aktivitas luar ruangan.

- Masalah kesehatan fisik

Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, osteoporosis, dan masalah postur tulang belakang.

- Penurunan kinerja akademis

Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup dapat meningkatkan fungsi kognitif dan konsentrasi, sehingga kurangnya gerak dapat berdampak negatif pada kinerja akademis remaja.

3. Darah rendah

Fenomena remaja jompo atau kelelahan yang menyerang generasi muda, terkait dengan darah rendah, dapat merujuk pada hipotensi atau tekanan darah rendah. Hipotensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang diukur lebih rendah dari nilai normal. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, pingsan, lemas, kelelahan, dan ketidaknyamanan umum lainnya.

 

(brl/ola)