3. Jenis kelamin

faktor utama yang memicu penyakit rematik
freepik.com

BACA JUGA :
10 Pantangan makanan bagi penderita asam urat, bisa tingkatkan risiko komplikasi penyakit lain

Jenis kelamin adalah salah satu faktor utama yang memengaruhi risiko pengembangan penyakit rematik, khususnya jenis rheumatoid arthritis (RA). Dalam kasus ini wanita memiliki risiko dua hingga tiga kali lebih besar untuk terjangkit RA dibandingkan pria. Perbedaan ini telah diamati secara konsisten dalam berbagai populasi dan studi epidemiologi.

Faktor hormonal juga turut berperan penting dalam pemicu pengembangan penyakit RA. Hormon wanita seperti estrogen dan progesteron memainkan peran penting dalam modulasi sistem kekebalan tubuh. Hormon estrogen, memiliki efek kompleks pada respon imun, yang dapat memengaruhi perkembangan penyakit autoimun. Selain itu, aktivitas hormon pada perempuan yang tidak menentu selama siklus menstruasi, kehamilan, dan menopause dapat memperparah gejala RA. Contohnya saja, selama masa kehamilan perempuan, perubahan hormonal cenderung menekan respon imun yang dapat mengurangi gejala RA. Namun, setelah melahirkan, penurunan drastis hormon estrogen dapat memicu kambuhnya gejala RA.


4. Infeksi

BACA JUGA :
9 Penyebab telinga berdenging ini tak boleh diabaikan, bisa jadi ada masalah serius pada kesehatan

faktor utama yang memicu penyakit rematik
freepik.com

Infeksi merupakan faktor lainnya yang dapat memicu atau memperburuk penyakit rematik, khususnya jenis rheumatoid arthritis (RA). Infeksi dapat memicu respons imun yang berlebihan atau tidak terkendali, hal ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan sendi dan organ lainnya.

Respon imun yang abnormal ini merupakan ciri utama dari penyakit autoimun seperti RA. Selain itu, beberapa jenis infeksi turut memiliki andil dalam memicu perkembangan penyakit RA, seperti bakteri, virus, dan senyawa lainnya. Dalam kondisi tertentu, infeksi dapat mengaktifkan sebuah sel, yang bernama sel T, berperan penting dalam menentukan respons imun pada tubuh. Sel T yang diaktifkan dapat menargetkan jaringan tubuh sendiri, akibatnya memicu peradangan dan kerusakan pada sendi dan jaringan lainnya.

5. Obesitas

faktor utama yang memicu penyakit rematik
freepik.com

Obesitas merupakan faktor lainnya yang dapat memicu atau memperburuk penyakit rematik, khususnya jenis rheumatoid arthritis (RA). Obesitas yang dipengaruhi oleh lemak tubuh, adalah sumber utama yang memproduksi zat sitokin pro-inflamasi. Produksi berlebihan dari sitokin-sitokin ini dapat menyebabkan peradangan sistemik, yang merupakan ciri khas dari penyakit autoimun seperti RA.

Lemak tubuh berlebih juga menghasilkan zat radikal bebas. Akibatnya, dapat menyebabkan stres oksidatif pada sel-sel tubuh. Stres oksidatif inilah yang merusak jaringan dan memicu peradangan, serta memperburuk kondisi rematik. Perlu diingat juga, obesitas tentunya menempatkan beban ekstra pada sendi-sendi tubuh. Terutama sendi-sendi yang menopang berat badan seperti lutut, pinggul, dan panggul. Beban berlebih ini dapat menyebabkan kerusakan sendi dan memperburuk gejala RA dari waktu ke waktu.

6. Merokok

faktor utama yang memicu penyakit rematik
freepik.com

Merokok termasuk kedalam beberapa faktor utama yang memicu penyakit rematik, khususnya jenis rheumatoid arthritis (RA). Merokok dapat memicu respon imun tubuh yang tidak normal, termasuk didalamnya yakni respon autoimun yang berperan dalam melawan RA. Komponen kimia dalam asap rokok dapat menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan serangan pada jaringan sendi.

Merokok juga dapat memperkuat efek kerentanan genetik terhadap RA. Seseorang dengan faktor risiko genetik yang tinggi dan juga merokok, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena RA, dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki satu faktor risiko. Hal itu disebabkan, karena aktivitas merokok menyebabkan perubahan struktural pada jaringan, termasuk sendi dan tulang rawan. Ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan dan peradangan pada sendi.

7. Usia

faktor utama yang memicu penyakit rematik
freepik.com

Usia adalah faktor penting dalam mempengaruhi risiko dan perkembangan penyakit rematik. Beberapa penyakit rematik, seperti osteoartritis (OA) dan polymyalgia rheumatica (PMR), lebih umum terjadi pada usia lanjut. OA adalah bentuk artritis degeneratif yang umum pada orang tua, sementara PMR adalah penyakit inflamasi yang terjadi pada orang dewasa tua. Meskipun penyakit rheumatoid arthritis (RA) dapat terjadi pada usia apapun, risiko pengembangannya meningkat seiring bertambahnya usia.

RA biasanya mulai muncul di antara usia 30-50 tahun, dengan insiden tertinggi pada usia 60-70 tahun. Perlu diingat juga, faktor usia lanjut seringkali dihubungkan dengan degenerasi sendi, seperti pada osteoartritis. Lalu, faktor usia juga berpengaruh pada penurunan elastisitas, kepadatan, dan kekuatan jaringan tubuh seiring bertambahnya usia, yang dapat memperburuk gejala penyakit rematik. Ini termasuk penurunan kepadatan tulang pada osteoporosis, yang meningkatkan risiko fraktur pada orang tua.

Makanan yang sebaiknya dihindari penderita rematik

Terdapat beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita rematik karena dapat memperburuk peradangan, memicu gejala, atau memperparah kondisi mereka. Antara lain sebagai berikut:

- Makanan tinggi lemak jenuh

Makanan tinggi lemak jenuh perlu dihindari penderita rematik. Contohnya, daging berlemak, produk susu tinggi lemak, dan makanan olahan. Makanan itu dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan memperburuk gejala rematik.

- Makanan olahan

Makanan olahan seperti makanan cepat saji, makanan ringan, makanan kaleng, dan makanan instan sering mengandung tambahan gula, garam, dan lemak trans yang dapat meningkatkan peradangan dan mempengaruhi kesehatan secara negatif.

- Makanan tinggi gula

Konsumsi makanan tinggi gula, dapat memicu peradangan dan memperburuk gejala rematik.

- Makanan yang mengandung gluten

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, jelai, dan barley, dapat meningkatkan peradangan pada penderita rematik. Oleh karena itu, sebaiknya penderita rematik untuk menghindari makanan yang mengandung gluten.

- Alkohol

Konsumsi alkohol dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh dan memperburuk gejala rematik, terutama pada penderita arthritis reumatoid. Sebaiknya batasi atau hindari konsumsi alkohol secara keseluruhan.

- Makanan yang mengandung purin tinggi

Makanan yang mengandung purin tinggi, seperti daging merah, unggas, makanan laut, dan beberapa jenis sayuran (misalnya, bayam dan kembang kol), dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh dan memperburuk gejala pada penderita rematik, terutama gout.

Makanan yang sebaiknya dikonsumsi penderita rematik

Untuk penderita penyakit rematik, terdapat beberapa makanan yang dapat membantu mengurangi peradangan, mengurangi gejala, dan meningkatkan kesehatan sendi secara keseluruhan.

- Ikan yang mengandung omega 3

Ikan seperti salmon, tuna, sarden, dan mackerel mengandung asam lemak omega-3, yang memiliki sifat antiinflamasi dan dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi.

- Buah-buahan dan sayuran

Buah-buahan dan sayuran yang kaya antioksidan, seperti blueberry, stroberi, ceri, bayam, brokoli, dan wortel, dapat membantu melawan peradangan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

- Kacang-kacangan

Kacang-kacangan seperti kenari, almond, kacang mete, mengandung omega-3 dan antioksidan yang baik untuk kesehatan sendi.

- Minyak zaitun

Minyak zaitun adalah sumber lemak sehat yang mengandung senyawa antiinflamasi, seperti oleokantal, yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

- Bawang putih dan bawang merah

Bawang putih dan bawang merah mengandung senyawa allicin, yang memiliki sifat antiinflamasi dan dapat membantu mengurangi risiko penyakit rematik.

- Jahe dan kunyit

Jahe dan kunyit mengandung senyawa antiinflamasi yang kuat, yang dapat membantu mengurangi peradangan dan mengurangi gejala pada penderita rematik.

 

Magang/Zidan Fajri

(brl/ola)