Cara mengatasi obesitas.

foto: freepik.com

BACA JUGA :
5 Bahaya mengucek mata secara berlebihan, lengkap dengan gejala dan cara mengobatinya

Melansir dari laman Healthdirect.gov.au dan Truth About Weight, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi obesitas, meliputi:

1. Konsultasi dengan dokter.


Bila kamu merasa sudah kelebihan berat badan atau bahkan obesitas. Cobalah konsultasi ke dokter atau ahli gizi yang bisa menentukan target berat badan ideal dan strategi untuk menurunkan berat badan yang efektif dan aman.

BACA JUGA :
Bisa jadi tanda risiko infeksi menular seksual, inilah makanan dan minuman yang picu keputihan wanita

2. Atur pola makan.

Pola makan sehat merupakan kunci utama dalam mengatasi obesitas. Fokuslah pada makanan bergizi seimbang yang kaya akan buah, sayur, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.

3. Tingkatkan aktivitas fisik.

Olahraga dapat membantu dalam membakar kalori dan membangun massa otot. Minimal 30 menit setiap hari dimulai dengan olahraga ringan seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, atau lari. Bila belum terbiasa kamu bisa melakukan metode 2 kali seminggu hingga menaikkan intensitas menjadi setiap hari.

4. Ubah gaya hidup.

Tinggalkan gaya hidup negatif seperti kerap konsumsi makanan tinggi gula, kalori, dan sejenisnya. Usahakan untuk berhenti merokok dan mengelola stres dengan baik. Cobalah juga untuk menjaga pola hidup dengan tidur yang cukup, rutin olahraga, rutin minum air, hindari merokok, dan lakukan aktivitas positif seperti membaca buku atau bergabung dengan komunitas yang sesuai hobimu.

Risiko obesitas.

foto: freepik.com

Berdasarkan data dari Very Well Health, obesitas menyebabkan beberapa komplikasi yang cukup serius, seperti:

1. Penyakit jantung.

Obesitas meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Hal ini dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang dapat menyempitkan arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke.

Selain itu, bisa terjadi tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pada arteri dan organ lain. Nggak cuma itu, ketika alami obesitas kamu akan memberi tekanan ekstra pada jantung, sehingga jantung sulit untuk memompa darah secara efektif. Akibatnya bisa mengalami gagal jantung.

2. Diabetes tipe 2.

Obesitas adalah faktor risiko utama diabetes tipe 2. Sel-sel lemak pada orang obesitas menjadi resisten terhadap insulin yaitu hormon yang membantu tubuh menggunakan gula (glukosa) untuk energi. Hal ini menyebabkan kadar gula darah meningkat yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

3. Berpotensi alami kanker tertentu.

Obesitas meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, usus besar, pankreas, dan ginjal. Mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga terkait dengan peradangan kronis, hormon, dan faktor lainnya.

4. Apnea tidur obstruktif (OSA).

OSA adalah suatu kondisi saat pernapasan berulang kali berhenti sejenak lalu bernapas lagi yang terjadi ketika tidur (umumnya dikenal dengan mendengkur). Obesitas meningkatkan risiko OSA karena lemak di sekitar leher dapat menyempitkan jalan napas. OSA dapat menyebabkan kelelahan, mengantuk di siang hari, dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta stroke.

5. Osteoartritis.

Obesitas memberi tekanan ekstra pada sendi, terutama lutut dan pinggul, yang dapat menyebabkan osteoartritis, yaitu peradangan dan kerusakan pada persendian.

6. Gangguan reproduksi.

Lazim diketahui bahwa obesitas dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan fungsi reproduksi pada pria maupun wanita. Pada wanita, obesitas dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur, infertilitas, dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan. Pada pria, obesitas dapat menurunkan kualitas sperma hingga meningkatkan risiko disfungsi ereksi.

(brl/jad)